Friday, September 12, 2014

Mengapa Bisa Timbul Phimosis

Phimosis merupakan kondisi dimana kulit yang melingkupi kepala penis (glans penis) tidak bisa ditarik ke belakang untuk membuka seluruh bagian kepala penis (kulup, prepuce, preputium, foreskin).
Preputium terdiri dari dua lapis, bagian dalam dan luar, sehingga dapat ditarik ke depan dan belakang pada batang penis. Pada phimosis, lapis bagian dalam preputium melekat pada glans penis. Kadangkala perlekatan cukup luas sehingga hanya bagian lubang untuk berkemih (meatus urethra externus) yang terbuka. Phimosis bisa merupakan kelainan bawaan sejak lahir maupun didapat.

Terkadang banyak penderita tidak mengerti mengapa bisa timbul phimosis. Berikut spesialis andrologi metropole menjelaskan ada beberapa faktor yang menjadi penyebab muncul atau timbulnya penyakit phimosis ini. Namun beberapa yang umum menjadi penyebab phimosis adalah:

  1. Kegagalan kulup untuk melonggar selama proses pertumbuhan.
  2. Infeksi seperti balinitis.
  3. Cacat yang disebabkan oleh trauma.
  4. Penyakit pada alat kelamin.
  5. Infeksi pada penis yang terjadi kemungkinan timbul dari ketidakmampuan melakukan pembersihan yang efektif sehingga menyebabkan pembengkakan, kemerahan dan rasa sakit di daerah tersebut.
Bila kondisi itu di biarkan, penderita bisa mengalami peradangan. Bila hal ini dibiarkan terus tanpa ada penanganan lebih lanjut akan mengakibatkan peradangan pada penis, ditambah penderita yang mengalami phimosis ini akan menderita, karena akan mengalami nyeri bila sedang BAK.
Artikel from: Klinik Utama Metropole
Peringatan : jika anda merasa artikel kami belum jelas atau anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik konsultasi online, dimana pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor 021-6911922/6911921. Klinik Utama Metropole Jakarta berharap semoga anda senantiasa sehat. 

Tips hangat untuk ke rumah sakit: Silakan buka website kami untuk memahami informasi tentang Klinik Utama Metropole, bebas biaya pendaftaran, tidak perlu antri, dan dapat diprioritaskan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis. Terima kasih.

  

No comments:

Post a Comment