Tuesday, September 9, 2014

Hal Tersulit Mengapa Pria Mandul

Para ilmuwan berhasil mengungkap salah satunya faktor gen yang menjadi penyebab pria mandul yang tak bisa dijelaskan pada pria. Sebuah mutasi genetik bisa menghilangkan lapisan karbohidrat di sekitar sperma sehingga mengurangi mobilitasnya. Jika laki-laki mewarisi dua mutasi genetik dari ibu dan ayahnya, maka kondisi ini akan membuatnya sulit menghamili pasangan. Pria dengan kromosom berjumlah 47 (XXY), kata dia, tidak akan menghasilkan sperma.

Sementara pria dengan jumlah kromosom 46 tetapi tipe XX, maka spermatogenesis-nya (proses pembuatan sperma) akan terganggu. Meski baru pada tahap awal, temuan ini diharapkan membantu dokter dalam menangani pria dengan kondisi tersebut. dokter sering gagal menemukan penyebab kemandulan pada pria. Namun, ketidaksuburan ini seringkali terjadi dalam sebuah keluarga sehingga para ahli menduga mungkin ada faktor genetik yang bertanggung jawab.

Para ahli yakin, gangguan pada gen ini akan memengaruhi kemampuan seorang pria dalam memproduksi sperma. Kriteria kesuburan pria berdasarkan keadaan spermanya menurut WHO antara lain memiliki 2-5 milimeter semen yang keluar dalam sekali ejakulasi. Dalam setiap milimeternya terdapat lebih dari 15 juta sel sperma. Sperma yang dibutuhkan untuk pembuahan adalah yang memiliki gerak lurus. Sperma yang tidak punya gerakan bagus akan keluar lagi bersama cairan mani.


Dari penjelasan, diharapkan dapat berguna bagi anda. bila ada yang kurang paham sebaiknya konsultasikan langsung dengan Pakar Andrologi.

Artikel from:  Klinik Utama Metropole
Peringatan : jika anda merasa artikel kami belum jelas atau anda ada pertanyaan lain, maka anda bisa klik konsultasi online, dimana pakar kami akan menjawab pertanyaan anda, atau hubungi nomor 021-6911922/6911921. Klinik Utama Metropole Jakarta berharap semoga anda senantiasa sehat. 


Tips hangat untuk ke rumah sakit: Silakan buka website kami untuk memahami informasi tentang Klinik Utama Metropole, bebas biaya pendaftaran, tidak perlu antri, dan dapat diprioritaskan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis. Terima kasih.

No comments:

Post a Comment